Bank Indonesia (BI) terus melakukan sosialisasi uang palsu agar masyarakat terhindar dari tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Demikian dikatakan Manajer Operasional Kas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara (Sulut), Teguh Dwi Prasetya belum lama ini.
"Kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka lebih mengetahui ciri uang palsu," katanya, Minggu (21/7/2013).
Prasetya menambahkan, selain melalui perbankan saat ini sosialisasi juga dilakukan dengan melibatkan tenaga pengajar, dalam hal ini adalah para guru, karena peran guru sangat penting untuk memberikan penjelasan kepada anak sekolah mengenai uang palsu, sehingga sejak kecil masyarakat sudah bisa membedakan antara uang palsu dan uang asli.
"Ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran uang palsu di daerah," katanya.
Selain itu, dengan dilakukannya sosialisasi melalui guru diharapkan mampu menjangkau hingga pelosok daerah dalam melakukan penerangan kepada masyarakat mengenai uang palsu tersebut. Sebab di pelosok daerah tidak tertutup kemungkinan ada peredaran uang palsu.
Cara membedakan uang asli dan palsu paling efektif saat ini dengan 3D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang. Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat terhindar dari uang palsu.
Sampai dengan saat ini jumlah uang palsu yang beredar di Sulut masih kecil dibandingkan dengan daerah lain.
0 komentar:
Posting Komentar